Pertemuan Singkat | Sebuah Cerpen
Pertemuan Singkat
Oleh: Rena Sekar Buana
Pertemuan antara kau dan aku terjadi begitu saja. Semua terasa sangat sederhana. Tidak ada romantisnya ataupun manisnya. Sosok laki-laki yang dingin. Kau mengenalkan namamu padaku. Dan dengan kehadiranmu hidupku menjadi berubah. Yang pada mulanya selalu suram menjadi ceria. Seperti tak ada beban setelah kau ada. Dan aku merasa kau sangatlah penting bagiku.
Sampai akhirnya, kedekatan kau dan aku semakin dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta dari rahim kalbu yang secara tidak sengaja muncul tiba-tiba. Aku menaruh rasa cinta padamu dan aku berharap kau juga seperti diriku.
Kau memang begitu perhatian padaku, sehingga tanpa kau sadari ada rasa yang tumbuh begitu saja di hatiku. Apakah kau tau apa yang membuatku bahagia? Ya, pasti jawabannya ketika melihatmu tersenyum padaku tanpa sebab apapun. Aku tak tau kenapa rasaku kepadamu begitu besar padahal kau cuma memberikan perhatian saja.
Disaat tak ada kabar darimu, disitulah aku mulai gelisah. Dan aku mulai merindukan dering hanphone-ku. Yang disaat hanphone -ku berdering ada pesan masuk dan pesan itu darimu. Saat aku melihat pesan darimu datang aku tak tau apa yang harus kujawab. Sementara hatiku begitu bahagia. Aku tak tau lagi harus berbuat apa pada kondisi seperti itu.
Kau tau ini terasa aneh bagiku. Di saat aku ingin melihatmu, takdir pun mempertemukan kita tanpa sebab apapun. Dan pada suatu malam ada pesan masuk darimu, dan pada saat aku melihat pesan itu aku terkejut dan kaget seakan tak percaya. Kau mengirim pesan kepadaku dan isi pesan itu menyatakan perasaanmu padaku seperti yang aku inginkan. Tapi aku merasa aneh dan tak tau harus menjawab apa. Dan disaat aku mulai tenang aku mengatakan bahwa aku juga punya rasa padamu. Dan mulai pada malam itu kita punya hubungan yang lebih dari sekedar teman.
Tak terasa tiga bulan pun telah berlalu kita menjalin hubungan. Kita semangkin dekat dan semakin akrab walau jarang sekali bertemu. Suatu waktu kau pun tiba- kau mengirim pesan.
“Aku ingin bertemu bisakah kita bertemu nanti?" Tanyamu. Lalu aku pun menjawab, "Ya bisa, kok.”
“Tapi kita bertemunya nanti sekitar pukul 23.00 malam ya?".Tanyamu padaku lagi.
“Ya aku bisa kapan saja,” jawabku tanpa ragu.
Dan tiba pukul 23.00 malam akupun tak sabar untuk bertemu. Karena tidak ada orang di rumah dan aku hanya tidur bersama sepupuku, jadi aku merasa bebas keluar malam. Aku pun keluar menemuimu. Aku membuka pintu pelan-pelan agar tetangga sebelah tidak mendengarnya. Disaat aku diluar rumah aku melihatmu tersenyum. Cahaya rembulan yang temaram menyinari wajahmu. Kamu terlihat tersenyum manis. Dan manis sekali. Sampai-sampai tubuhku gemetar. Dan tiba-tiba aku mulai sadar. Ternyata itu hanyalah banyanganmu.
***
-----------------------
Hobi nulis? Kirim juga tulisanmu di SINI.
Keren 👍🏻
ReplyDelete