Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Ka-Lam Terima Kunjungan Tim dari Kantor Bahasa NTB

Ka-Lam.Com | Selasa, 5 Juli 2022, Komunitas Literasi Madrasah (Ka-Lam) terima kunjungan dari tim pemutakhiran profil komunitas literasi (Komlit) dari Kantor Bahasa Provinsi NTB. Tim yang terdiri 5 orang tersebut bermaksud untuk bersilaturrahmi ke para penggerak literasi sekaligus pemutakhiran data profil dan latar belakang komunitas literasi maupun taman bacaan masyarakat (TBM) yang ada di seluruh NTB. 

(Foto dok. Ka-Lam)

Ka-lam pun masuk ke daftar tujuan kunjungan tim pemutakhiran komlit setelah mengisi formulir pendaftaran beberapa waktu lalu. Tim diterima langsung oleh founder Ka-Lam Abduh Sempana di kediamannya. Ditemani oleh ketua Ka-Lam, M. Amin Rizki Suryadi. 

Selain meminta data profil dan latar belakang berdirinya komunitas, Tim juga meminta daftar praktik baik yang pernah dilakukan oleh komunitas. Dalam hal ini Ka-Lam memang sering melakukan praktik baik seperti mengadakan lomba mewarnai, lomba baca cepat, lomba menggambar, bahkan ada karya-karya dalam bentuk buku. “Selain kegiatan lapak buku, kami juga selalu menyertainya dengan kegiatan perlombaan seperti lomba mewarnai, lomba baca cepat, lomba menggambar, dan lain-lain.” Kata Abduh menjelaskan ke Tim.

Sedangkan mengenai latar belakang berdirinya Ka-Lam, Abduh menjelaskan secara singkat. Kata Abduh bahwa Ka-lam terbentuk karena adanya keresahan di batinnya. Ia berpikir bagaimana mungkin orang-orang di sebuah lembaga yang disebut sekolah atau madrasah tidak suka membaca. Bukankah orang-orang di sekolah atau madrasah memang seharusnya selalu berkutat dengan buku. Tapi kenyataannya tidak. Masih banyak para pendidik yang tidak suka membaca buku. Dengan buku-buku pelajaran memang ya, tetapi tidak dengan buku-buku penunjang lainnya. Lalu bagaimana siswa tertarik mau membaca bila gurunya saja tidak suka membaca. Demikian kata Abduh.

Lalu alasan kedua adalah karena pak Abduh sangat perihatin melihat kondisi perpustakaan madrasah saat itu yang lebih terlihat seperti bukan perpustakaan. Koleksi bukunya pun itu-itu saja. Jenisnya hanya buku teks pelajaran. Bagaimana siswa mau melirik perpustakaan bila hanya disuguhkan hidangan yang itu-itu saja. Maka dari sini Abduh berpikir bagaimana supaya ia dan kawan-kawannya bisa membuat alternatif lain yang sekiranya bisa menampung keinginan siswa membaca. Yaitu dengan menyiapkan buku-buku yang dapat memantik minat baca siswa seperti novel, kumpulan puisi, kumpulan cerpen, komik, dan lain-lain.

(Foto dok. Ka-Lam)

Namun di balik itu semua, menurut Abduh madrasah swasta di perdesaan memang tidak mungkin membeli buku-buku penunjang untuk mengisi rak perpustakaan. Dana BOS yang terbatas hanya mampu membiayai pembelian buku sekian persen saja dari total anggaran. Sehingga dana BOS hanya bisa sampai pada buku-buku teks pelajaran. Itu pun masih belum cukup. Oleh sebab itu peran aktif dari seorang guru atau pun masyarakat yang peduli dengan pendidikan sangat dibutuhkan dalam rangka menyediakan bahan bacaan di sekolah. 

Dari itu Ka-Lam pun hadir sejak 13 September 2017 sebagai salah satu solusi untuk membantu menumbuhkan geliat literasi di madrasah-madrasah maupun sekolah-sekolah. Jika tidak mampu sampai tingkat kecamatan sampai tingkat desa pun sudah cukup membuat hati tidak resah lagi. Begitu pendapat Abduh.

Setelah selesai perbincangan dilanjutkan dengan sesi penyerahan sejumlah buku oleh pihak Kantor Bahasa NTB dan acara foto bersama.


Post a Comment for " Ka-Lam Terima Kunjungan Tim dari Kantor Bahasa NTB"