Teknik Menulis Cerpen Oleh Wayan Jengki Sunarta (Bag. 8): Terkati Dialog dan Keutuhan Cerpen
Dialog/Percakapan
Agar cerpen terkesan hidup dan tidak membosankan pembaca, pengarangperlu membangun dialog atau percakapan antara tokoh-tokohnya. Percakapan yang menarik adalah yang berlangsung wajar/masuk akal atau alamiah. Misalnya, dalam konteks bidang yang ditekuni, percakapan dokter dengan dokter tentu berbeda dengan percakapan sastrawan dengan sastrawan. Percakapan dalam cerpen menggunakan kalimat langsung yang ditandai dengan tanda kutip.
Contoh:
Pongki bertanya kepada seorang peserta workshop, “Kamu pernah menulis cerpen?”
“Pernah, Pak,” jawab peserta itu. “Cerpenmu pernah dimuat di media apa?” “Kompas, Pak.”
“Wah, hebat!”
Keutuhan Cerpen
Dalam sebuah struktur/bangunan cerita, semua unsur harus saling mendukung membentuk suatu keutuhan. Perekat atau penyambung unsur-unsur itu adalah plot/alur/jalan/jalinan cerita. Bisa dibayangkan seperti apa sebuah cerita tanpa jalan cerita? Intinya, pengarang perlu terus melatih diri menciptakan plot yang menarik minat pembaca; plot yang tidak biasa!
Pintu gerbang plot adalah pembuka cerita. Pembuka cerita atau alenia awal menjadi penentu apakah sebuah cerpen menarik minat pembaca atau ditinggalkan pembaca. Umumnya, pembaca tidak suka dengan pembuka cerita yangbasi,biasa, ataubertele-tele.Pengarangyangseriusakan berusahasekuat tenaga menggarap alenia awal untuk menarik perhatian pembaca. Pembuka cerita yang menarik adalah pembuka cerita yang bikin penasaran dan menggiring pembaca mengikuti jalan cerita.
Penutup atau ending cerita juga perlu digarap semenarik mungkin. Penutup cerita yang menarik akan menimbulkan kesan yang mendalam dalam benak pembacanya. Penutup cerita bisa berupa happy ending, sad ending (umumnya tidak disukai pembaca), surprise ending (paling disukai pembaca), question ending (biasanya dalam cerita bersambung), open ending (mengambang, pembaca diminta menafsir sendiri akhir cerita), circular ending (kembali ke awal untuk cerita berpola melingkar), close ending (pembaca merasa lega tanpa dihantui berbagai pertanyaan).
Post a Comment for "Teknik Menulis Cerpen Oleh Wayan Jengki Sunarta (Bag. 8): Terkati Dialog dan Keutuhan Cerpen"